Minggu, 11 November 2012

hmm.. tak berjudul...



PART  I  :  @DH

Aku pernah di ceritakan beberapa kisah tentang mereka. Mereka adalah beberapa orang yang menceritakan sepotong kisah pilu mereka padaku. Dan sungguh, itu begitu menjadi nasehat dan pelajaran bagi ku. Semoga juga jadi pelajaran untuk yang membaca catetan ini.

* orang pertama [DH]
Aku mengenal dh di sebuah hotel berbintang. Ketika itu, dia adalah salah satu staff kitchen di hotel A. Dan aku adalah siswa yang ikut praktek lapangan di hotel A jg. Dan DH merupakan seniorku di situ.
Dh adalah seorang laki-laki berparas biasa saja. Namun, terkadang aura kelelakiannya juga memancar. Dan aku melihat aura tersebut dikala dia tengah serius menceritakan kisahnya, dan dia menangis. Dikala itu, aku tengah menusukkan beberapa potongan daging sapi kecil-kecil ke tusuk sate yang lumayan besar, dan menyelipkan juga potongan paprika warna warni diantara daging-daging tsb. Yah,  akan ada event 'special barbeque' malam ini. Sedangkan DH sibuk merapikan meja setting. Karena, kami akan pulang 25 menit lagi. Jadi, dia benar-benar memanfaatkan waktu agar pekerjaan kami cepat selesai. Dan dalam sekejap, bimsalabimm.. Pekerjaan kami selesai. Tetapi, staff belum boleh pulang kalau belum pada waktunya. Hanya saja, bila staff telah menyelesaikan pekerjaannya, mereka bole beristirahat hingga jam pulang. Dan jam pulang untuk kami berkisar antara 18 menit lagi. 
Aku dan DH pun menghabiskan waktu kami dengan mengobrol. Aku menceritakan betapa bahagianya aku diberi kesempatan magang di hotel berbintang ini. Dia juga menceritakan kisah jatuh bangun nya dalam menggeluti pekerjaan sebagai staff kitchen. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, ternyata dari kekasihnya. Tetapi, dia tidak terlalu menggubris panggilan tersebut dan malah me-rejected nya. Tiba-tiba, dia menanyakan soal kisah cintaku. Aku hanya menjawabnya datar-datar saja. Toh pada umur tersebut, aku masih belum punya pacar. Ketika aku telah menjawab pertanyaannya, aku pun berbalik tanya tentang perkara yang sama seperti yang ditanyakannya padaku. Namun, tiba-tiba dia terdiam membisu. Tawa yang membahana sedari tadi seakan lenyap terbawa angin. Ternyata dia mendalami jawabannya. Dia menceritakan padaku tentang tunangannya. Tunangannya yg telah bergelar -almarhumah. Betapa dia sangat mencintai tunangannya tsb. Namun, ketika pada waktu yg akan di tentukn [bc : menikah],, tsunami datang dan merenggut nyawa kekasihnya. Dan terlebih pilu lagi, sebelumnya ia sempat menyelamatkan tunangannya tsb, tetapi, sebelum dilarikan ke posko, tunangannya telah lebih dulu pergi. Yah.... 'Pergi' dalam pelukan DH. Aku juga ikut merasakan sedihnya. Dan sebelum kekasinya pergi, dia sempat berkata kepada DH, agar jika dia tak dapat lagi di selamatkan, ia memohon pada DH untuk tidak patah semangat, dan mencari wanita yang lebih baik darinya. Dan setelah mengucapkan kata-kata tersebut, ia resmi berstatus -almarhumah. Butir-butir air mata mulai menumpuk di ujung pelupuk mata DH. Begitu juga aku. Suasana hening menjelang maghrib, menambah DH begitu mengenang masa lalunya. Dan semenjak itu, dh tidak pernah lagi serius dalam soal cinta. Baginya, cinta sejatinya sudah terkubur ketika ia datang ke pemakaman mantan tunangannya. Yah, terkubur bersama  jasad mantan tunangannya. Serta, semenjak itu pula, baginya tak ada wanita spesial yg pantas menempati hatinya. Jikalau pun dia menyukai seseorang, rasa suka itu hanya bertahan dalam 2-3 bulan. Setelah itu, dh akan dengan mudahnya memutuskan wanita tersebut dan mencari yang lain. Yah, cinta yg saat ini dijalaninya, hanya sebatas nafsunya.
Hmmm.., aku pun memberanikan diri untuk menasehatinya. Aku mengatakan pada DH , bahwa almarhumah menginginkan dh untuk tetap berbuat baik dan tentunya bukan mempermainkan wanita. Aku mencoba membangunkan cinta yang harusnya dia berikan pada seorang wanita saja. Seorang wanita seperti yang di katakan almarhumah tunangannya,wanita yang lebih baik tentunya, dan bukan untuk di main-mainkan. Hmmz, dan syukur, dia mulai mendengar nasehatku. Sebenarnya, dia pun tak berniat untuk mempermainkan wanita, dia hanya mencoba mencari yang terbaik, namun malah tak mendapatkannya. Itulah yang ia sesali. Dh pun tak tau harus bagaimana. Yah, memang sulit melupakan tunangannya tersebut, namun, aku berharap ia dapat bangkit dari kesedihannya.
Teng, jam telah menunjukkan waktu untuk pulang. Aku dpat melihat dengan jelas kalau mata dh sembab. Yah, dia menangis. Walau pun dia menutup-nutupinya, isak yang seakan di tahan2 juga merupakan tanda kalau dia menangis. Kami pun kemabali ke loker masing-masing. Hmmmz, hari ini aku mendapati seorang laki-laki yang pernah mencintai seorang wanita dengan setulus jiwanya. Namun, takdir memisahkan mereka. Dan aku pun bertanya dalam hati, salahkah dia bila sampai saat ini belum bisa melupakan almarhumah? ?  Ckck, wallahu'alam.


Pelajaran yang dapat aku ambil :
1. Memang kadang ada beberpa lelaki yg belum dapat melupakan masa lalunya, jadi apa salahnya untuk kita membuat dia tersenyum ketika kita berada di sampingnya?
2. Kita boleh merencanakan, boleh bermimpi dan boleh berharap, tetapi, tetap saja dia sang penentu takdir yang memutuskan, iya kan?
3. Bila kita pernah terjatuh pada masa yang lalu, jgn lah berputus asa di masa berikutnya. Masa lalu biarlah menjadi kenangan indah yang pernah kita rasakan, namun masa depan, adalah target hidup yang harus dicapai.
4. Secinta apapun kita terhadap pasangan kita, namun,sudah sepantasnya kita lebih mencintai sang pencipta cinta itu sendiri.
 Hmmmz, selamat menikmati masa depan :)